Rabu, 29 September 2010

Optimalisasi Pemanfaatan Laut sebagai Prioritas Utama Pembangunan di Indonesia

Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504. Fakta membuktikan bahwa wilayah laut di Indonesia lebih luas daripada daratan. Seperti yang telah tertuang dalam Deklarasi Juanda, luas wilayah kedaulatan negara Indonesia adalah 5.066.163 km2, yang terdiri atas daratan 1.900.000 km2 dan lautan 3.166.163 km2.

Wilayah laut Indonesia yang sangat luas ini, tentunya menyimpan banyak sekali potensi laut yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Laut Indonesia memiliki beragam sumber daya yang dapat diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan lainnya. Selain itu juga terdapat sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak, gas bumi, barang tambang, mineral, serta energi kelautan seperti gelombang, angin. Namun potensi kelautan yang sangat besar ini, belum dikelola dengan semaksimal mungkin. Padahal kita tahu bahwa kesadaran untuk mengelola laut telah tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) yang menyebutkan bahwa ”Bumi, air, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Permasalahan kemudian muncul diantaranya pencurian ikan yang terus merajalela. Kenyataannya para nelayan Indonesia harus bersaing dengan nelayan asing yang menjaring ikan di kawasan laut Indonesia. Eksploitasi minyak lepas pantai lebih banyak dilakukan oleh negara asing. Hanya 10 persen yang dikelola perusahaan nasional. Tingkat pencemaran laut Indonesia juga masih tinggi karena limbah industri. Pencemaran ini ditandai dengan terjadinya eutrofikasi atau meningkatnya jumlah nutrisi disebabkan oleh polutan.

Selayaknya negara kepulauan, Indonesia harus memanfaatkan potensi laut yang ada sebagai prioritas utama pembangunan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya memanfaatkan energi gelombang laut. Berdasarkan hasil penelitian energi gelombang laut dapat diubah menjadi energi listrik melalui suatu mekanisme tranformasi energi. Dinamo adalah komponen utama dalam mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik. Tenaga listrik yang dihasilkan dari sistem yang digunakan sebesar 1,806 volt. Selain itu untuk memanfaatkan potensi maritim yang ada, pemerintah perlu memperhatikan proses mulai dari penangkapan ikan dan budidaya, penanganan, pengolahan hasil, serta pemasarannya. Kegiataan pemanfaatan sumber daya kelautan harus dilakukan dengan prosedur yang profesional, dengan tetap memperhatikan aspek kelestariannya. Aspek pengawasan dan penegakkan hukum serta koordinasi dari pemerintah juga diperlukan. Kerja sama dari masyarakat juga penting dalam rangka mengembangkan obyek wisata bahari dan pantai. Upaya yang dapat dilakukan misalnya promosi obyek wisata bahari yang gencar dan efektif untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara, sehingga akan menambah devisa bagi negara. Di sisi lain perlu adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mengelola kekayaan laut. Dengan adanya disiplin ilmu kelautan dan perikanan yang telah dibuka di beberapa perguruan tinggi dan setingkatnya, diharapkan dapat mencetak ilmuwan yang dapat mengembangkan potensi laut sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Dengan mengedepankan dua aspek, yaitu maritim dan aspek agraris, diharapkan ada hubungan yang sinergis antara dua aspek tersebut. Indonesia terus melanjutkan pembangunan dengan mengoptimalkan potensi laut dan lahan pertanian yang ada.

Permasalahan dan beberapa solusi diatas merupakan tantangan yang harus dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Hal ini juga merupakan tugas bagi generasi muda penerus bangsa agar segera melakukan langkah nyata memanfaatkan kekayaan laut sebaik mungkin. Laut kita adalah milik seluruh bangsa Indonesia sehingga adanya eksplorasi serta pemanfaatan kekayaan laut ini dapat dilaksanakan secara optimal dan terarah untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

1 komentar: